Gejolak negeri yang kaya raya dan berlimpah alam merata, di balik
lumbung-lumbung padi berisi dan kuning keemasan, di balik rentetan pohon
cengkeh yang mewangi , di balik bulir embun yang menempel pada pucuk-pukuc tek
hijau, di balik berlimpah ruah emas dalam kerak yang menganga, di balik hamparan
sawah melikus petak-petak kesejahteraan, di balik tinggi dan suburnya hutan
hujan tropis yang menyejukkan bumi, di balik keindahan koral, ikan-ikan dan
mutiara mulia yang terjaga dengan penuh kesetiaan, di balik gedung-gedung yang
tajam menantang langit, di balik jalan-jalan teratur dilengkapai penerangan. Kata
mereka negeriku adalah surga dunia. Di balik itu semua, Aku dapatai negeriku
sebagai negeri yang aneh, aku dapati negeriku yang instan ini, tak lebih dari
sebungkus indomie yang dimasaka secara Cuma-Cuma. Ya inilah negeriku kawan
“Negeri instan yang kaya raya!” seperti itulah yang ingin aku katakan kepada
para peneliti asing itu, orang-orang yang tercengang melihat kaya dan luar
biasanya negeriku ini, orang-orang yang tercekat melihat pesatnya pembangunan
gedung tinggi dan jalan teratur, orang-orang yang masih terkejut dan hanya
mampu bergumam, karena mereka datang untuk meneliti negeri ini negeri penuh
tipu dan muslihat, nampak kaya dan damai sejahtera tapi juga sebagai lahan krisis moneter, lahan para
borjuis memamah nasi hasil korupsi, lahan para penguasa menarik kawan sejewat
untuk duduk bersantai sebagai wakil rakyat. Lahan kemiskinan, kesenjangan, dan
kesusahaan.
28- Maret-1998 “Aku adalah KAMMI”
Aku
terlahir dari momentum yang medadak , terbentuk dari tangan orang-orang yang
mulai tersadar, tersebut dalam teriakan yang rindu keadilan. Era Reformasi!! Di
balik dinding dan hijab mesjid itu tercipta asa yang menggelora, jiwa yang
mengmuk untuk turun berjuang, ya!! Bisikan itu membuat langkah-langkah mereka
para pelakon dakwah sampai ke momentum yang menyejarah, bisikan itu pula yang
membuat setiap detik pergerakan sangat berarti untuk diperjuangkan.
Detik-detik
itu telah tiba, tepat di ujung kota Malang, di dalam gedung salah satu instansi
pendidikan, ratusan dari mereka yang tersengat bisikan itu berkumpul untuk satu
tujuan, meski terpisahkan jarak antar pulau dan lautan, meski terbagi dalam
berbagai perbedaan budaya dan ras, tapi kesamaan rasa itu telah mengantar
langkah mereka para pemuda dan pemudi bangsa untuk maju berjuang dalah satu
barisan kokoh yang kuat.
Dan Aku
pun diproklamirkan, sebagai satu wadah yang mengikat aksi para pemuda dan
Mahasiswa Muslim Indonesia. Dengan satu alasan aku dibentuk oleh tangan para
pemuda itu, REFORMASI !! kemudian Semuanya di mulai, titik-titik keringat mulai
bercecer, teriakan kekecewaan mulai bergaung keras, para Mahasiswa pelakon agen
of change telah keluar dari persembunyiannya. Dan Aku mulai muncul di permukaan.
Mereka mulai menyebut-nyebut namaku Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI)
Mei- 1998
Ratusan polisi mengitari lapangan senayan, lengkap dengan persenjataan dan
kesiapan jikalau terjadi pertikaian dan kekacauan. Lalu puluh ribuan pemuda
tirun ke jalan, memenuhi lapangan senayan dengan bendera perjuangan. “LAUTAN
JILBAB PUTIH MENGEPUNG SENAYAN” kemudian wajah dunia berbalik pada satu titik,
setiap pasang mata tertuju pada tempat itu, lauan jilbab putih itu telah sukses
mencuri perhatian dunia, masyarakat, bahkan Allah.
Dari lapangan itu, para penyeru pembebasan dan perubahan menajamkan
suaranya, mulcullah para tokoh-tokoh reformasi, para wajah-wajah
pembaharu, para revolusioner muda yang
idealis dan penuh harapan. Lalu setiap mata dan perhatian tertuju pada lautan
jilbab putih itu. Siapa yang tidak cemas dengan aksi yang paling besar yang pernah terjadi di
negeri ini, siapa yang tidak risau akan kekacauan yang diperkirakan akan
mengguncang Ibu kota negeri ini, siapa yang tidak takut Indonesia akan
kehilangan rupa kedamaiannya, disebabkan Lautan Jilbab putih yang mengepung
senanyan itu. Dan sejarah membuktikan, tidak ada aksi saparatis pada momentum
pergerakan itu, cahaya keeemasan matahari menyilau dengan hangat, penyampaian
perjuangan itu berakhir dengan kedamaian dan ketertiban. Perjuangan itu telah
melahirkan sosok-sosok pemimpin yang peka dalam segala kondisi, pergekan itu
telah melahirkan para pemerhati dan pembela keadaan bangsa, aksi itu telah
memunculkan harapan kalau perbaikan dapat segra diusung oleh para Mahasiswa
sebagai tonggak reformasi.
Momentum itu cukup singkat, namun telah memperkenalkan nama KAMMI di mata
dunia, memperkenalkan di mata orang-orang kalau para pejuang di jalan Allah
adalah orang-orang yang tak bisa tinggal diam menyaksikan keterpurukan di
sekitarnya. Mereka para pemuda, para pelakon-pelakon tarbiyah, telah turun
dalam satu pergerakan dan merangkul siapa saja yang mempunyai misi yang sama
dalam perjuangan di Era Reformasi saat ini.
Orde beru telah runtuh sejak saat itu, namun masih menyisakan bibit-bibit
kenakalan dalam mental beberapa pemimpin di negeri ini. Reformasi bukanlah
akhir dari perjuangan mereka para Agen of Change, tetapi reformasi adalah awal
dari sebuah perjuangan besar, perjangan yang akan menentukan nasib bangsa yang
akan datang.
Itulah alasan mengapa KAMMI harus tetap menancapkan benderanya di negeri
ini, sebab kemenangan islam adalah jiwa perjuangan KAMMI, kebatilan adalah
musuh abadi KAMMI, solusi Islam adalah tawaran KAMMI, perbaikan adalah tradisi
perjuangan KAMMI, kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI, dan
persaudaraan adalah watak Muamalah KAMMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar